Selasa, 03 Maret 2009

Ni cerita kesukaan gw (from: www.ketawa.com)

Biksu Dan Pangeran
Category: Humor Umum
Seorang biksu diperintah oleh raja untuk mendampingi sang pangeran ke hutan untuk berburu rusa.

Selama berburu bidikan panah sang pangeran selalu tdak mengenai sasaran, sang pangeran sangat geram dan tanpa ia sadari ia berkata kasar "bangsat bidikanku meleset!!"

"Husss!" kata si biksu

"Pangeran tidak boleh berkata kasar, apa pangeran tidak takut pada dewa petir yang selalu menghukum orang-orang yang berbicara kasar".

"Persetan dengan dewa petir, pokoknya hari ini aku harus pulang dengan membawa hasil buruanku". Jawab sang pangeran sambil membidik seekor rusa buruannya.

Tapi memang hari itu pangeran sedang sial, bidikannya meleset lagi dan tentunya sang pangeran makin marah "bangsat.. bidikanku meleset lagi".

Sang biksu kembali menasehati sang pangeran, tapi kali ini dengan dibarengi ancaman "kalo sekali lagi pangeran bekata kotor maka saya tidak akan segan memohon pada dewa petir untuk menghukum pangeran" kata biksu yang mulai marah karena nasehatnya ngga digubris oleh sang pangeran.

Mendengar ancaman sang biksu, sang pangeran malah merasa tertantang "bangsat..bangsat...bangsat..bangsat.. Ayo,mana dewa petirmu..mana?".

Sang biksupun lansung berdoa, meminta dewa petir untuk menghukum sang pangeran yang mulai lancang, dan tiba-tiba langit mendung... angin bertiup sangat kencang..... entah dari mana datangnya tiba-tiba

"DHUUUUAAAAAAARRR...AR....AR....AR" petir menyambar, tapi aneh.. petir itu menyambar sang biksu, padahal ia sama sekali nggak pernah berkata kasar.

Sang pangeran berdiri disamping mayat biksu yang gosong karena tersambar petir, dan bertanya pada dewa petir
"wahai dewa petir, aku yang berbicara kasar tapi kenapa biksu ini yang engkau sambar".

Dewa petir menjawab "Bangsat..bidikanku meleset".

Jumat, 13 Februari 2009

Terima Kasih Teman

Terima Kasih Teman

By: Huda

Saat aku terjatuh

Saat aku terhinakan

Aku kehilangan cahaya

Hatiku hancur karenanya

Saat aku berada dalam kegelapan nista

Aku tertunduk dalam bayangan dusta

Tanpa sadar kuteteskan air mata

Saat itu...

Suatu cahaya mendatangiku... Meraih tanganku

Kubangkitkan wajahku

Sahabat...

Apakah itu kamu?

Kau sapa aku dengan senyummu

Kau raih aku dengan kasihmu

Kau hibur aku dengan cintamu

Dengan ucapan...

“ Bangkitlah Teman!”

Aku menangis haru...

Masih ada yang mencintaiku

Masih ada yang menerimaku

Kupandang wajahmu...

Penuh senyum dan ikhlas

Penuh kasih dan seyang

Kutemukan cahaya baru

Kuraih tanganmu

Kuucap satu kata

Yang penuh air mata

“Terima Kasih Teman”



Puisi ini kubuat untuk sahabatku tercinta. Agar terima kasihku tersampaikan padamu...

Terima Kasih Teman

Selasa, 06 Januari 2009

Ketika Dunia Mengutuk Israel (from:www.eramuslim.com)

Sabtu, 28 Desember 2008, dua hari menjelang tahun baru Islam 1430 Hijriah, rezim Zionis Israel melakukan agresi brutal ke Jalur Gaza. Agresi ini memicu kecaman dan kutukan dari berbagai pelosoak dunia mulai dari Palestina, AS, Iran, Libanon, Yordania, Inggris. Kenya dan bahkan dari kalangan warga Israel sendiri. Berikut rekaman foto-foto aksi masa mengutuk agresi Isral ke Jalur Gaza.